Senin, 13 Agustus 2007

Abu Yazid al-Busthami


Oleh : Amas Syaepul Arifin

Abu Yazid adalah keturunan dari agama Majusi, akan tetapi ayah beliau beragama Islam. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid (Ba Yazid) Tayfur bin Isa bin Adam bin Sarusyan al-Bistami atau al-Bustami. Beliau lahir di Bistam atau Bustam sebuah kota ilmu pengetahuan dan budaya di Persia. Ketika beliau wafat kira-kira pada tahun 875 M/261H, diatas kuburannya didirikan sebuh Qubbah yang indah dan menjadi pusat ziarah para pecinta tasawuf.

Beliau banyak berguru kepada para sufi yang terkenal dan beliau juga banyak mengeluarkan atau menghasilkan karya-karya dari pemikirannya. Diantara banyak pemikirannya, maka yang terkenal dari beliau adalah konsep tentang ittihad, yang menyatakan bahwa Allah dan manusia bisa menyatu, bersatu atau Allah meminjam hati, jiwa dan raga seorang sufi yang bersih dan suci kemudian Allah menempati tubuh tersebut dan menjelma dengan tubuh seorang sufi tersebut.

Beliau adalah salah satu sufi yang berani mengungkapkan pengalaman-pengalaman sufinya kepada orang lain. Dan yang banyak mengeluarkan ungkapan-ungkapan syatahat beliau kepada orang lain. Diantara ungkapan-ungkapannya yaitu : “Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, tidak ada yang lebih Mulia selain Aku”. Inilah salah satu ungkapan syatahat beliau yang kedengarannya asing ditelinga orang awam.

Dari pengalaman beliau kita bisa mengatakan bahwasanya beliau adalah salah satu sufi yang menekankan kedekatan dan penyatuan dengan Allah swt. selain konsep ittihad, beliau juga yang mengatakan bahwasanya adanya ahwal diantara maqam-maqam yang dijalani oleh seorang sufi. Yaitu ahwal fana dan baqa yang menjadi pintu gerbang sebelum seorang sufi masuk kepada pengalaman ittihad. Konsep ini menekankan kehancuran diri ketika mengalami fana dan kekekalan jiwa jika berada dalam baqa yaitu ketika jiwa berada dalam keadaan ittihad bersama Allah swt.

Tidak ada komentar: