Senin, 13 Agustus 2007

Analisis Kekeliruan Berpikir

Oleh : Amas Syaepul Arifin

1. "Saya ini tidak suka sedikit-sedikit menuntut. Ini tidak sehat. Kecuali dalam perkembangannya nanti, nyata-nyata Pak Amien Rais atau siapa pun menuduh saya di depan umum, saya akan gunakan hak saya memperkarakan secara hukum[1],"

( Fallacy of Appealing to Force / Kekeliruan karena Mendasarkan Diri pada Kekuasaan ).

2. Dari penjelasan Ketua DPR, saya mengetahui telah dilakukan penundaan atas apa yang semula akan dilaksanakan hari ini (kemarin). Dengan penjelasan beliau, ada masalah-masalah internal di DPR yang perlu ditata dan diselesaikan terlebih dahulu[2].

( Fallacy of Abusing / Kekeliruan Karena Menyerang Pribadi ).

3. Pemerintah setiap saat siap berkomunikasi karena ini tidak boleh menimbulkan sesuatu yang tidak baik di negeri ini, kasihan rakyat. Mudah-mudahan dengan komunikasi yang dapat dilakukan antara pemerintah dan DPR, akan diperoleh solusi terbaik[3].

( Fallacy of Appealing to Pity / Kekeliruan Karena Mengundang Belas Kasihan ).

4. “Apakah kita semua memiliki keteguhan dan tekad untuk membangun dan mengatasi masalah negeri ini? Apakah ada diantara kita yang justru mengganggu dan melemahkan upaya kita mengatasi berbagai keadaan itu, yang untuk mengejar kepentingannya, seolah tak peduli pada nasib dan kepentingan rakyat kita?”.[4]

( Fallacy of Complex Question / Kekeliruan Karena Pertanyaan yang Ruwet ).

5. “Sarjana banyak dan surplus, tetapi berkumpul di kota menunggu pekerjaan yang kadang-kadang tidak mudah. Marilah kita bersama bangun desa kita, karena kalau desanya sejahtera, maka maju seluruh negerinya. Ini adalah gerakan yang akan kita lanjutkan di waktu yang akan dating.”[5]

( Fallacy of Oversimplification / Kekeliruan Karena Alasan Terlalu Sederhana ).

6. Dan sebagaimana yang disampaikan oleh banyak pihak, mereka memahami ini adalah hak prerogatif Presiden dan saya berharap itulah yang terjadi. Tetap jangan sampai ada paradoks, di satu sisi mereka mengatakan sepenuhnya ini adalah hak prerogatif Presiden tetapi ada langkah-langkah lain yang justru tidak seperti itu.[6]

( Fallacy of Appealing to Force (Kekeliruan Karena Mendasarkan Diri Pada Kekuasaan ).

7. ”Kita tidak ingin harga beras tiba-tiba melambung tinggi dan banyak rakyat yang tidak sanggup membeli. Tetapi kita juga tidak ingin harga beras jatuh dan akhirnya merugikan petani. Salah satu kebijakan yang diatur adalah menetapkan harga pembelian pemerintah, baik gabah maupun beras dalam negeri,”[7]

( Fallacy of Appealing to Pity / Kekeliruan Karena Mengundang Belas Kasihan ).


[1] http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/26/utama/3557417.htm Rabu. 06-06-2007. 11:57

[2] http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=295585&kat_id=3 rabu. 06-06-2007. 12:43

[3] Ibid

[4] http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/06/01/1899.html. Selasa. 05-06-2007. 12:41

[5] http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/02/21/1588.html Selasa. 05-06-2007. 13:07

[6] http://www.presidensby.info/index.php/pers/presiden/2007/05/04/254.html Selasa, 05-06-2007. 12:57

[7] http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/06/04/1904.html Selasa. 05-06-2007.12:35.

Tidak ada komentar: